Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk mengubah belajar yang membuat jenuh menjadi belajar yang menyenangkan. Setiap kali melakukan sesuatu, kita selalu mendapatkan reward, atau hasil. Belajar ada hasilnya. Cek email dan twtitter juga ada rewardnya. Mana yang lebih menarik?
Biasanya jika kita tika memilik sebuah kejelasan mengapa kita harus belajar, pasti lebih menarik yang kedua.Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pikiran selalu bertanya Apa Manfaatnya Bagiku. Dalam buku Quantum Learning (edisi bahasa Indonesia, buku ini menggunakan istilah AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagi Ku, saya lebih senang menggunakan bahasa inggris WIIFM atau What’s In it For Me). Inilah yang selalu ditanyakan pikiran kita.
Apakah jawaban kita jelas? Apakah jawaban kita terhadap pertanyaan itu membuat kita bersemangat? Membuat kita mau menyelesaikan proses belajar? Jika menjawab WIIFM hanya sekedar menjawab dengan sesuatu yang biasa saja. Hambar saja. Kita juga akan kembali jenuh belajarnya. Jawaban ini haruslah yang kuat dan semangat. Untuk itu, kita harus memiliki tujuan yang lebih besar. Apa hasil akhir yang kita inginkan 5 sampai 10 tahun lagi?
Lalu bagaimana proses belajar sekarang akan membantu Anda untuk mencapai impian Anda? Buatlah kaitannya. Cari celah di mana belajar apa yang Anda pelajari sekarang akan mempengaruhi pencapaian Anda di masa depan. Lalu mulai menuliskannya. Iya, menuliskannya.
Menuliskan agar kita ingat, agar kita bisa dengan mudah merujuk kembali tujuan yang sama. Ini juga akan meningkatkan kemungkinan kita untuk mendapatkan informasi lebih mudah, karena ada kejelasan dalam pikiran.
Jadi, buat tujuan jangka panjang. Lalu buat tujuan belajar, apa yang bisa Anda dapatkan dari proses belajar itu dan manfaatnya apa untuk tujuan jangka panjang Anda. Dan ini haruslah personal. Jangan ikutan orang lain.
Dalam buku the Power of Habit, Charles Duhigg mengatakan kebiasaan itu ada pemicunya. Kita harus menemukan apa pemicu yang membuat kita melakukan kebiasaan itu. Apa pemicu yang membuat Anda mau cek email. Mau cek twitter atau sosial media Anda.Lalu apa reward yang ada rasakan sewaktu melakukan kebiasaan itu? Sadari dan temukan itu. Lalu setiap kali pemicunya muncul, ganti itu dengan belajar. Ganti itu dengan rutinitas bermanfaat lainnya. Berikan reward yang sama atau lebih baik atas rutinitas baru itu. Apakah ini akan mudah? Tidak. Tidak akan mudah. Tapi bisa. Bersiaplah untuk menghadapi tantangannya.
Menghilangkan emosi yang tidak menyenangkan dalam belajar. Emosi yang tidak menyenangkan dalam belajar harus diminimalisir, jika bisa dihilangkan total. Karena emosi yang tidak menyenangkan seperti malas, tidak konsentrasi, merasa susah, merasa diri lambat belajar, dan perasaan lainnya ini mempengaruhi 80% masalah belajar.
Cara termudah adalah dengan membandingkan, apa akibatnya jika Anda memiliki untuk mengikuti perasaan itu. Lalu apa manfaatnya jika Anda memilih untuk belajar dengan semangat dengan tujuan yang membuat Anda bersemangat. Selalu bandingkan. Dan pastikan tujuan yang bersemangat itu selalu menang. Kalau kalah ya, nggak akan ada bedanya.
Referensi Artikel : http://bacakilat.com
No comments:
Post a Comment