Mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, meninggal dunia dalam usia 85 tahun, Sabtu (11/1/2014). Sharon menjadi Menteri Israel sejak 7 Maret 2001 mengalami koma selama delapan tahun akibat stroke serta gagal ginjal yang dideritanya.

Selama delapan tahun terakhir, Sharon dirawat di Sheba Medical Center di luar Tel Aviv. Awalnya pada akhir 2005 Sharon mengalami stroke ringan. Namun pada Februari, kondisi Sharon kembali memburuk dan harus menjalani pembedahan darurat operasi pada jantungnya. Hal ini dikarenakan sistem pencernaannya rusak parah. Sejak itulah Sharon divonis serangan stroke dan mengalami pendarahan otak oleh dokter rumah sakit dari peternakannya di daerah Negev.
Menteri Israel Urusan Intelijen dan Hubungan Internasional Yuval Steinitz mengatakan Israel telah kehilangan seorang pemimpin besar dan pejuang berani.
Namun seorang tokoh Palestina Mustafa Barghouti mempunyai pandangan lain. "Tentu saja tidak ada perasaan senang dalam kematian. Tak seorang pun seharusnya merayakan kematian," kata Barghouti kepada BBC.
"Namun malangnya saya harus mengatakan bahwa Sharon tidak meninggalkan kenangan manis bagi rakyat Palestina." Langkah kontroversial "Sayangnya ia menempuh jalan perang dan agresi dan kegagalan besar dalam menciptakan perdamaian dengan rakyat Palestina," tambah Mustafa Barghouti.
Sementara itu mantan utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah Dennis Ross mengatakan meskipun Sharon mempunyai reputasi melakukan langkah-langkah kontroversial, ia berani mengambil tindakan yang tidak diprediksi oleh orang lain.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Israel telah kehilangan "salah seorang sosok paling penting" dalam sejarahnya. Ariel Sharon meninggal dunia setelah sejumlah organ tubuhnya gagal berfungsi dan berada dalam keadaan koma sejak mengalami stroke hebat pada 2006.
Sumber : www.bbc.com
No comments:
Post a Comment