Tuesday, September 30, 2014

SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN S-1 PG PAUD : PENGENALAN BENTUK, UKURAN DAN WARNA MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH PADA ANAK USIA DINI

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan pemenuhan persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

Oleh : EMERENSIANA B.S.H. MAU (1001181039)         

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA 2014

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di Depan Dewan Penguji  pada Tanggal 27 Juni  2014

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diterima oleh panitia ujian sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana Kupang Dalam Ujian Skripsi Yang Telah Diselenggarakan Pada :

Hari/Tanggal     : Jumat, 27 Juni 2014    
Tempat             : Ruangan Kuliah PG-PAUD FKIP Undana
Dinyatakan       : LULUS

KATA PENGANTAR

Para pembaca sekalian, di tahun 2014 ini pemikiran dan perhatian kita terfokuskan pada dua peristiwa besar yakni peristiwa kampanye pilpres periode 2014-2019 dan laga piala dunia yang menguras tenaga, pikiran serta emosi. Para cendekiawan lebih tepatnya aktifis pendidikan harus lebih mengarahkan pikiran dan perhatian mereka kepada visi/misi capres dan cawapres yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini.

Salah seorang bakal capres menegaskan visi/misinya tentang “revolusi mental”. “Revolusi mental” berarti proses perubahan daya pikir, interaksi sosial, emosional intelegensi serta penanaman karakter nilai budaya bangsa secara cepat bahkan mendadak. Perubahan mental tidak mampu terjadi secara mendadak jika tanpa “evolusi mental” dari dunia pendidikan.

Proses perubahan daya pikir, sosial emosional dan karakter tidak akan pernah mampu diubah oleh seorang presiden maupun wakil presiden dalam waktu lima tahun atau lebih kecuali seorang guru pendidikan anak usia dini. Sesungguhnya hal urgen yang terlupakan oleh para politikus ini adalah “revolusi mental hanya akan dan pasti akan terjadi apabila dibentuk sejak usia dini” tetapi sayangnya belum pernah terpikirkan untuk menyediakan infrastruktur dengan menyiapkan atau memperhatikan tenaga pendidik anak usia dini yang menunjang tercapainya revolusi mental itu sendiri.

Pendidikan anak sejak dini tentang karakter, nilai-nilai luhur, interaksi sosial, kreatifitas, daya juang, melakukan percobaan, dan melakukan penemuan (inovasi) merupakan dasar revolusi mental sebuah generasi baru.

Berkaitan dengan “revolusi mental” lebih tepatnya “evolusi” mental, penelitian ini ditujukan untuk mengarahkan perhatian anak dalam “menciptakan (inovasi)”  sesuatu yang dibutuhkan untuk mencapai perkembangan kognitif mereka. Menciptakan berarti anak melakukan percobaan dan menemukan hal baru meskipun sangat sederhana. Daya inovasi akan meminimalisir kecenderungan sikap konsumerisme dalam diri anak.

Hal sekecil apapun yang dilakukan pada usia dini akan melahirkan pemikiran kreatif untuk melakukan inovasi terhadap sesuatu yang telah ada pada saat mereka memasuki usia produktif, yang pada akhirnya “mental konsumerisme” berubah menjadi “mental inovasi dan kreasi”.

Skripsi ini akan mengulas bagaimana anak melakukan inovasi terhadap sesuatu yang telah dikenalnya dan tentunya dapat memberikan pengalaman berharga bagi perkembangan kognitif anak yang terfokus pada kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna.

Senada dengan pandangan Vigotsky (dalam Montolalu, 2008) bahwa bermain merupakan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, mengadakan penelitian, dan percobaan untuk memperoleh pengetahuan, maka pengalaman pembuatan PlayDough dan bermain PlayDough, dapat membantu anak mengenal berbagai macam konsep bentuk, ukuran dan warna secara mendalam lewat percobaan sederhana.

Semoga skripsi ini dapat memberikan gambaran informasi yang mendalam bagi para pembaca bahwa PlayDough merupakan media pembelajaran yang melahirkan kreatifitas dan motivasi belajar dalam diri anak khususnya dalam pengembangan aspek kognitif.

Kupang, Juni 2014

Penulis

ABSTRAK

Skripsi Emerensiana B. S. H Mau Tahun 2014 dengan judul “Pengenalan Bentuk, Ukuran dan Warna Melalui Bermain PlayDough Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Kristen Dorkas Nunhila Kupang” menitik beratkan pada masalah “bagaimana proses  Pengenalan Bentuk, Ukuran dan Warna Melalui Bermain PlayDough Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kristen Dorkas Nunhila Kupang?” dengan tujuan penelitian yakni untuk menggambarkan secara jelas dan mendalam tentang proses pengenalan bentuk, ukuran dan warna melalui bermain playdough pada anak usia 4-5 tahun di TK kristen dorkas nunhila kupang.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan data dan informasi akurat yang dibutuhkan, peneliti menentukan seorang anak sebagai informan utama. Dalam proses pengabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi teknik dengan menggunakan data dokumen sebagai data pembanding, triangulasi sumber menggunakan data hasil wawancara orangtua dan guru dengan data observasi dan wawancara pada anak serta menggunakan triangulasi teori.

Penelitian berlangsung di TK Kristen Dorkas Nunhila Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengenalan bentuk, ukuran dan warna melalui bermain PlayDough dapat memberikan kontribusi penting bagi perkembangan kognitif anak yakni kemampuan mengenal bentuk, ukuran dan warna. Selain itu, melalui bermain PlayDough daya konsentrasi, minat, ketekunan dan rasa ingin tahu anak terus berkembang melalui pengalaman langsung yang dialami oleh anak, juga kemampuan motorik halus dan bahasa anak turut berkembang selama proses bermain PlayDough.

Emerensiana B. S. H Mau Thesis 2014 with the title “The Introduction Of The Shapes, Sizes And Colors Through Play Pladough On Early Childhood (Case Studies In Christian  Kindergarten Dorcas Nunhila Kupang) with emphasis on the problem of “how the process of introduction of the shapes, sizes and colors through play playdough on early childhood in christian kindergarten dorcas nunhila kupang?” with a research purpose, namely to describe clearly and deeply about the process of introduction of shapes, sizes and colors through paly playdough on on early childhood in christian kindergarten dorcas nunhila kupang.

The method used the qualitative approach using observation, and interviews as a data collector field. In the process pengabsahan data, researchers using triangulation techniques using data document as data comparison, using data sources triangulation interviews parents ad teachers by the results of observation and interviews as well as using triangulation theory.

The study took place in a christian kidergarten dorcas nunhila kupang. The result showed that the indtroduction of shapes, sizes and colors through play pladough can make an important contribution of the development of the child’s cognitive ability to recognize shapes, sizes and colors. In addition, through play pladough concentration, interest, perseverance an curiosity of children continue to grow through direct experience suffered by children, also fine motor skill and co-developing chlidren’s language during play playdough.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diarahkan untuk mengembangkan seluruh ranah perkembangan anak, baik aspek nilai moral agama, fisik motorik, bahasa, kognitif maupun sosial emosional. Kelima aspek perkembangan ini harus dikembangkan dan ditingkatkan secara seimbang dan berkesinambungan karena pada dasarnya kelima aspek ini saling berhubungan satu sama lain.

Anak usia 4-5 tahun merupakan rentang masa peka (golden age). Anak-anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi mereka. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan yakni lingkungan pendidikan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Karena anak usia 4-5 tahun berada dalam rentang usia peka, maka seluruh aspek pengetahuan anak perlu dikembangkan. Piaget (dalam Khasanah.2013) mengatakan bahwa pengetahuan terdiri dari tiga jenis, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika dan pengetahuan sosial. Pengetahuan fisik merupakan jenis pengetahuan yang meliputi objek-objek di alam dan karakteristiknya, seperti warna, berat, ukuran, tekstur dan segala sesuatu yang dapat diamati dan berkaitan dengan benda. Pengetahuan fisik disebut juga pengetahuan nyata. Hal ini berkaitan dengan benda-benda yang dapat dilihat, diraba, disentuh, didengar, dan dirasa. Pengetahuan fisik adalah pengetahuan yang berkembang pada anak. Pengetahuan ini adalah pengetahuan dasar karena merupakan pembentuk utama dari struktur mental yang mendasari bentuk-bentuk pengetahuan lain. Pengetahuan fisik berkembang melalui pengamatan anak dan interaksi anak dengan objek dan lingkungan.

Sujiono (2005) menyatakan bahwa pengembangan pengetahuan fisik dalam mengenal konsep bentuk, ukuran dan warna memiliki beberapa indikator yang hendaknya dicapai anak yaitu:

1)      Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran,
2)      Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukuran,
3)  Membandingkan benda menurut ukurannya (besar-kecil, panjang-lebar, tinggi-rendah),
4)      Mengukur benda secara sederhana,
5)      Mengerti dan mengunakan bahasa ukuran seperti besar- kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek dan sebagainya,
6)      Menciptakan bentuk dari kepingan geometri,
7)      Mencontoh bentuk-bentuk geometri,
8)      Menyebut, menunjukan dan mengelompokkan segi empat,
9)      Menyusun menara dari delapan kubus,
10)  Mengenal ukuran panjang berat dan isi serta meniru pola dengan empat kubus.

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM,2000, dalam Carol & Barbara. 2008)  mengemukakan bahwa pengenalan Bentuk, Ukuran dan Warna merupakan standar anak memahami pengetahuan dasar matematika. Kegiatan penggolongan (klasifikasi), mengelompokan, dan membandingkan benda-benda yang serupa atau memiliki kesamaan merupakan salah satu proses penting untuk mengembangkan konsep bilangan.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat dipahami bahwa selain pengetahuan yang mendasar dalam pembentukan mental bagi pengetahuan lainnya, Kemampuan anak mengenal dan membedakan sesuatu objek berdasarkan bentuk, ukuran dan warna pun dapat memberikan potensi berkembangnya kecerdasan logika matematika anak.

Fakta yang ditemukan di lapangan pada waktu kegiatan PPL selama kurang lebih 6 bulan, peneliti menemukan anak-anak yang berusia 4-5 tahun memiliki kemampuan mengenal dan membedakan berbagai objek berdasarkan bentuk, ukuran dan warna  masih berada pada taraf yang sangat minim jika bertolak dari karakteristik perkembangan kognitif anak seusia mereka. Mereka mampu mengidentifikasi benda berdasarkan bentuk, ukuran dan warna apabila mereka menjawab bersama teman lain (hanya mengikuti teman lain) tetapi ketika diberi kesempatan untuk menjawab sendiri anak-anak tertentu belum mampu menjawabnya dengan benar.

Dari anak berjumlah 13 orang, hanya sekitar 3 orang (23,07%) yang mampu menjawab dengan benar dan sekitar 10 orang anak (76,92%) belum mampu mengenal dan membedakan bentuk, ukuran dan warna. Keadaan tersebut disebabkan oleh kurangnya kreatifitas guru untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik bagi anak.

Guru hanya mengarahkan anak untuk bermain bebas di setiap sentra, dan bermain tanpa adanya suatu pengawasan dalam bentuk  keikutsertaan  pada saat anak bermain agar guru dapat mengeksplor pemahaman anak tentang hal yang akan dikembangkan melalui pertanyaan-pertanyaan eksplorasi. Selain itu, guru belum mampu memodifikasi media khususnya media PlayDough untuk mengembangkan kemampuan anak mengenal bentuk, ukuran dan warna yang ternyata media PlayDough sangat dapat dikreasikan untuk memberikan suatu pemahaman kepada anak. 

Pengenalan bentuk, ukuran dan warna dapat dilakukan melalui kegiatan bermain. Dunia anak merupakan dunia bermain dan anak belajar melalui bermain, maka guru dapat memperkenalkan bentuk, ukuran dan warna kepada anak tanpa harus mencari-cari metode pembelajaran yang menyusahkan bagi anak. Bermain merupakan media yang amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Penyelidikan Vigotsky (dalam Montolalu, 2008), membenarkan adanya hubungan erat antara bermain dengan perkembangan kognitif.

Bermain memberikan  kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, mengadakan penelitian, mengadakan percobaan untuk memperoleh pengetahuan. Bermain juga membawa kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, mengadakan penelitian-penelitian, mengadakan percobaan dan menumbuhkan daya imajinasi melalui kegiatan membentuk benda-benda seperti binatang sesuai imajinasi anak menggunakan tanah liat, PlayDough ( plastisin) dan balok (Montolalu, 2008).

Salah satu kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain yakni kemampuan mengenal benda berdasarkan bentuk, ukuran dan warna menggunakan PlayDough.

PlayDough merupakan salah satu media yang tepat untuk membantu anak mengenal dan membedakan objek berdasarkan bentuk, ukuran dan warna. Melalui bermain playDough, anak membentuk berbagai objek dengan ukuran yang berbeda, anak dapat memanipulasi berbagai bentuk geometris menggunakan adonan PlayDough, serta anak dapat mengenal jenis warna yang terdapat dalam adonan PlayDough  tersebut.

Dengan membentuk berbagai objek berdasarkan bentuk, ukuran dan warna, anak dapat mengembangkan daya pikir yakni daya imajinasi yang melahirkan kreatifitas dari dalam diri anak. US Departemen of Health and Human Services,2001 (dalam Swartz,2005), mengemukakan bahwa melalui bermain PlayDough, anak dapat mengembangkan kemampuannya di berbagai aspek seperti sosial emosional, bahasa, seni kreatifitas, dan kognitif (matematika yang berkaitan dengan pengenalan benda berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna).

Pengalaman dengan bermain PlayDough (Plastisin) memungkinkan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi dengan cara yang bervariasi. Melalui bermain PlayDough, anak dapat menunjukan dan meningkatkan minat serta kesadaran angka dan menghitung sebagai sarana untuk memecahkan masalah dan menentukan kuantitas. Anak juga mulai menggunakan bahasa untuk membandingkan jumlah benda dengan istilah seperti lebih, kurang, lebih besar, kurang dari dan sama dengan.

Selain itu anak juga dapat mengembangkan kemampuan menggabungkan, memisahkan benda sesuai jumlah, dapat membedakan benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda serta anak dapat membangun pemahaman tentang letak suatu benda seperti di atas, di bawah, di depan, di belakang, di luar dan di dalam (Swartz,2005). Dari ulasan di atas dapat menjembatani pikiran kita bahwa bermain PlayDough cukup urgen dalam mengembangkan kemampuan anak mengenal konsep bentuk, ukuran dan warna.

Dengan adanya fenomena yang terungkap serta memahami begitu bermanfaatnya kegiatan bermain PlayDough bagi kemampuan anak mengenal bentuk, ukuran dan warna, maka peneliti terinspirasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul  “Pengenalan Bentuk, Ukuran dan Warna Melalui Bermain PlayDough Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kristen Dorkas Nunhila Kupang”.

Download skripsi tentang Pengenalan Bentuk, Ukuran dan Warna Melalui Bermain Playdough Pada Anak Usia Dini (Studi Kasus Di TK. Kristen Dorkas Nunhila Kupang), silahkan download di sini… Semoga bermanfaat dan terimakasih…

Pengirim Karya Tulis : rinche.halle@yahoo.co.id

PENJELASAN P2TK DIKDAS TENTANG PENERBITAN NRG DARI BPSDMPK DAN PMP

NRG atau Nomor Registrasi Guru diberikan kepada guru yang sudah dinyatakan lulus sertifikasi. Namun tidak semua guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik memiliki NRG, proses penerbitan NRG dilakukan validitas data kelulusannya oleh BPSDMPK dan PMP.


P2TK Dikdas menerima data yang sudah divalidasi oleh BPSDMPK dan PMP dan sudah diberikan NRG-nya. P2TK Dikdas tidak melakukan pembuatan NRG baik jenjang dikdas maupun jenjang lainnya.

Guru yang belum memiliki sertifikat pendidik tidak akan memiliki NRG, Jika anda belum mengikuti sertifikasi maka bisa dipastikan anda tidak memiliki NRG.


DAFTAR PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU LAMA KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL GURU BARU - PERMENDIKNAS NOMOR 38 TAHUN 2010

Berdasarkan Permendiknas Nomor 38 Tahun 2010 tentang Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru, bahwasannya Guru  yang  masih  memiliki  pangkat  Pengatur  Muda,  golongan  ruang  II/a,  jabatan Guru Pratama sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d, jabatan Guru Muda  Tingkat  I  yang  tidak  memiliki  ijazah  S1/D-IV  tidak  dapat  memperoleh penyesuaian jabatan.

Apabila  guru  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  memperoleh  ijazah  S1/D-IV yang relevan dengan  tugas yang diampunya dan ijazahnya telah ditetapkan angka itnya oleh pejabat yang berwenang dapat disesuaikan jabatannya.

Guru yang telah memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a walaupun  yang  bersangkutan  belum  memiliki  ijazah  S1/D-IV  disesuaikan jabatannya.

Persyaratan guru untuk memperoleh penyesuaian jabatan fungsional guru terdiri atas :

1.   memiliki pangkat dan golongan ruang terakhir paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a, dan jabatan Guru Madya;
2.   memiliki penetapan angka kredit terakhir; dan
3.   masih aktif melaksanakan tugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, atau guru pembimbing.

Berikut Daftar Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru Lama Ke Dalam Jabatan Fungsional Guru Baru Berdasarkan Permendiknas Nomor 38 Tahun 2010 :

No
Urut
Jabatan/Pangkat/Golongan
Lama
Baru
1
Guru Pratama / Pengatur Muda, II/a

2
Guru Pratama TK I / Pengatur Muda TK 1, II/b

3
Guru Muda / Pengatur, II/c

4
Guru Muda TK I / Pengatur TK I, II/d

5
Guru Madya / Penata Muda, III/a
Guru Pertama, III/a
6
Guru Madya TK I / Penata Muda TK I, III/b
Guru Pertama, III/b
7
Guru Dewasa / Penata, III/c
Guru Muda, III/c
8
Guru Dewasa TK I / Penata TK I, III/d
Guru Muda, III/d
9
Guru Pembina / Pembina, IV/a
Guru Madya, IV/a
10
Guru Pembina TK I / Pembina TK I, IV/b
Guru Madya, IV/b
11
Guru Utama Muda / Pembina Utama Muda, IV/c
Guru Madya, IV/c
12
Guru Utama Madya / Pembina Utama Madya, IV/d
Guru Utama, IV/d
13
Guru Utama / Pembina Utama, IV/e
Guru Utama, IV/e

Download selengkapnya Salinan Permendiknas Nomor 38 Tahun 2010 tentang Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru beserta lampirannya, silahkan klik di sini… Semoga bermanfaat dan terimakasih…

Monday, September 29, 2014

TATA TERTIB PESERTA TES SELEKSI CPNS SISTEM CAT KABUPATEN TEBO FORMASI UMUM TAHUN ANGGARAN 2014

A. TATA TERTIB PESERTA


1.   Peserta hadir paling lambat 1 (satu) jam sebelum tes dimulai;

2.   Peserta wajib mengisi daftar hadir yang telah disiapkan oleh panitia;

3. Peserta wajib membawa kartu peserta ujian dan KTP serta menunjukkan kepada panitia;

4.   Peserta harus sesuai dengan foto yang ada di kartu peserta;

5.   Pakaian peserta pria;

a.   Kemeja putih polos tanpa atribut;
b.   Celana panjang berwarna hitam (bukan jeans);

6.   Pakaian peserta wanita;

a.   Kemeja putih polos tanpa atribut;
b.   Rok panjang semata kakiwarna hitam (bukan jeans);
c.   Bagi yang berjilbab menggunakan jilbab segi empat warna putih polos;

7.   Peserta menggunakan sepatu tertutup;

8.   Peserta duduk pada tempat yang telah ditentukan;

9.  Peserta yang terlambat tidak diperkenankan masuk dan mengikuti tes (dianggap gugur);

10. Peserta hanya diperbolehkan mernbawa alat tulis berupa pensil dan penghapus, tidak diperkenankan membawa pulpen ke dalam ruang tes;

11.    Peserta di dalam ruang tes dilarang membawa :

a.   tas/ransel;
b.   buku-buku dan catatan lainnya;
c.   kalkulator, handpone (HP), kamera;
d.   makanan dan minuman:
e.   senjata apiltajam atau sejenisnya.

12.    Peserta didalam ruang tes dilarang :

           a.   bertanya/berbicara dengan sesama peserta tes;
           b.   menerima/memberikan sesuatu dari/kepada peserta lain tanpa seijin 
               panitia selama ujian;
           c.   keluaruangan, kecuali memperoleh ijin dari panitia;
           d.   merokok dalam ruangan tes.

13.    Peserta dilarang menggunakan komputer selain untuk aplikasi CAT;

14.  Peserta yang telah selesai ujian dapat meninggalkan tempat ujian secara tertib.

B. SANKSI

Sanksi yang diberikan kepada peserta yang melanggar larangan berupa teguran lisan oleh panitia, sampai dibatalkan sebagai peserta tes.

C. LAIN - LAIN

Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian dan merupakan tata tertib tambahan yang langsung disahkan.

Download selengkapnya pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tebo Formasi Umum Tahun 2014, silahkan klik pada links alternatif unduhnya di sini…

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI PENERIMAAN CPNS KABUPATEN TEBO FORMASI PELAMAR UMUM TAHUN 2014

Berdasarkan surat pengumuman Bupati Tebo tanggal 29 September 2014 Nomor 810/510/BKPP/2014 tentang Hasil Seleksi Administrasi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tebo Formasi Umum Tahun 2014

Berdasarkan hasil  pemeriksaan  berkas  lamaran  CPNS  tersebut,  telah diumumkan  daftar nama-nama  pelamar  yang  dinyatakan  lulus  seleksi  administrasi  sebagaimana  tersebut dalam  lampiran pengumuman ini.

Bagi  mereka  yang  dinyatakan  lulus  seleksi  administrasi  berhak  mengikuti  ujian dengan  sistem  Computer  Assisted  Test  (CAT)  dan  mengambil  nomor  uj|an pada :

NO
HARI/TANGGAL
WAKTU
TEMPAT
1
Rabu, 1 Oktober 2014
08.00 s.d. 15.00 WIB
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan  Kab. Tebo
2
Kamis, 2 Oktober 2014
08.00 s.d. 15.00 WIB
3
Jum’at, 3 Oktober 2014
08.00 s.d. 11.00 WIB

DENGAN  KETENTUAN  SEBAGAI  BERIKUT:

1.   Nomor  ujian  diambil  langsung  oleh pelamar  yang bersangkutan  dengan menunjukkan Kartu Tanda  Penduduk  yang  asli  dan  kartu tanda bukti penyerahan  berkas  lamaran.  Bagi mereka  yang  mewakili  harus  membawa surat  kuasa  (bermaterai  6000),  Kartu  Tanda  Bukti  penyerahan  berkas lamaran  dan  photo  copy  KTP  pelamar.

2.   Bagi  mereka  yang  tidak  mengambil  nomor  ujian  pada  waktu  yang  ditentuikan, dinyatakan  gugur.

3.   Pelaksanaan ujian  sistem  CAT  dilaksanakan sesuai  dengan  jadwal terlampir.

Download selengkapnya pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tebo Formasi Umum Tahun 2014, silahkan klik pada links alternatif unduhnya di sini…

Sumber file & referensi : www.tebokab.go.id